Cinta yang Tak Padam
Oleh : Richa Hardianti
Pengarang
: Tere Liye
Penerbit
: Mahaka Publishing (Republika)
Tahun
terbit : Cetakan ke-5, April 2013
Tebal
: 426 halaman
Harga
: Rp 60.000;-
Terlintas,
apakah ini sebuah perasaan? lalu jika ini sebuah perasaan, apa perasaan itu?
Jika memang benar ini perasaan yang kalian maksud, adakah keinginan untuk
memilikinya? Lalu, apa keinginan itu? dan apa rasa memiliki itu? Kisah itu
sudah lewat, ibarat anak muda zaman sekarang, kisah itu sudah jadul. Dulu kita
melewatinya dengan peuhrasa takut kehlanan dan kesedihan. Tapi kini, semua itu
sudah tak berlak, dengan mudahnya jika kita mengingatnya kita akan tertawa
dengan perasaan malu yang ditutupi. Itu dulu, dulu saat kita belum mengambil
sebuah keputusan. keputusan yang akan diambil jika sudh tidak memiliki
kesempatan lagi. lalu, apakah itu kesempatan? dan apakah pantas kita menyesali
sebuah keputusan yang sudah kita ambil ?
Sunset
Bersama Rosie adalah buku karanga tere Liye yang menceritakan tentang Bom Jimbaran,Bali.
Kisah ini berawal dari Tegar yang 22tahun hidupnya dijalani bersama Rossie.
Tegar amat-sangat menyukai pagi hari, yaitu saat matahari keluar untuk
memancarkan sinarnya, sedangkan Rossie amat-sangat menyukai senja, yaitu ketika
matahari terbenam dan digantikan oleh terangnya cahaya bulan dan bintang yang
akan meneranginya. Selama 22tahun itulah mereka selalu bersama menghabiskan
waktu suka maupun duka, dan seaktu beranjak dewasa Tegar mengenalkan Rossie
dengan teman sekolahnya dulu, Nathan. 2bulan pengenalan itu berlangsung, dan
mereka bertiga memutuskan untuk berlibur bersama dengan mendaki gunung
Rinjani, Lombok. Tegar sudah menyusun rencana saat tiba dipuncak gunung itu
tetapi semua rencana yang sudah dia susun ternyata sia-sia. Sejak saat itulah
Tegar merasakan sakit hati, sakit hati yang belum pernah ia rasakan sebelumnya
karena dia hanya mencintai seorang wanita sejak dulu. Setelah kejadian digunung
Rinjani saat itu, Rossie dan Nathan memutuskan untuk bertunangan dan menikah.
Dan sejak malam sebelum pernikahan mereka itulah Tegar memutuskan untuk tidak
akan pernah muncul dihadapan mereka lagi. Selama 5tahun lamanya Tegar tidak
memunculkan diri dihadapan mereka dan selama itulah Tegar memilih Jakarta
sebagai tempat persembunyiannya. Dan pada suatu hari entah dari mana tempat
persembunyiannya itu berada, Rossie dan Nathan mengunjungi rumah Tegar yang
berada diJakarta itu dengan membawa anak-anak mereka. Anak-anak itu membuat
hubungan Tegar dan Rossie serta Nathan kembali membaik, semakin lama anak-anak
itu semakin dekat dengan Tegar. Hingga mereka mempunyai nama panggilan khusus
untuk Tegar. Pernikahan Rossie dan Nathan berjalan dengan amat bahagia bahkan
orang yang melihat dan merasakannya bisa meneteskan air mata, sayang pernikahan
itu hanya berlangsung 13tahun. Bom yang merusak segala keindahan dan
kebahagiaan disenja sore itu, saat pantai laut Jimbaran, Bali. Penuh dengan
para pengunjung yang ingin melihat matahari terbenam dibawah kaki gunung
cakrawala. Peristiwa itu mengakibatkan puluhan orang meninggal dan luka-luka,
termasuk keluarga Rossie dan Nathan. Mulai mala mini, saat semua itu telah
terjadi, Nathan pergi untuk selama-lamanya dan meninggal Rossie beserta
4anaknya, lalu Sakura mengalami patah tulang yang cukup serius, dan Rossie
beserta 3anak yang lain hanya mengalami luka ringan. Sejak saat itu hidup
mereka berubah, resor sementara diambil alih oleh Tegar karena Rossie masih
harus menyesuaikan diri setelah ditinggal oleh Nathan. Rossie mengalami
gangguan kejiwaan, Tegar meminta bantuan kepada Clarice untuk mencarikan tempat
tinggal yang aman dan nyaman serta bisa memulihkan kejiwaan Rossie.
Bertahun-tahun kemudian anak-anak bertambah dewasa dan Rossie pun kembalai ke
resor, Tegar tlah berjanji, jika Rossie sudah kembali ia akan kembali ke
Jakarta untuk mengurus urusan dan kehidupannya disana. Tetapi janji itu
diurungkan Tegar karena janji kehidupannya disana sudah mengambil sebuah
keputusan yang membuat Tegar merasa kehilangan, walaupun Tegar masih mencintai
Rossie. Atas bantuan rekan kerjanya yang berada diJakarta, akhirnya Tegar
melakukan pernikahan bersama kekasihnya, tetapi ketika acara itu dimulai
ternyata Sekar, kekasih Tegar, merelakan Tegar unuk menikah dengan Rossie.
1) Tema
Tema
dalam novel ini adalah “Perasaan yang Tak Terungkapkan,” seperti dalam kutipan
berikut : “Aku tidak tahu apa perasaan itu, Ros. Yang aku tahu aku selalu
merasa senang bersamamu. Merasa terteram dari semua galau. Merasa damai dari
semua senyap. Aku merasa kau membuatku setiap hari lebih baik. Menumbuhkan
semangat, memberikan energi.”
2) Penokohan
Tegar
adalah sesosok lelaki yang sangat menyukai pagi, karena baginya pagi
berartisuatu hari yang melelahkan telah telampaui lagi. Pagi, berarti suatu
malam dengan mimpi-mimpi ang menyesakkan terlewati lagi; malam panjang yang
penuh dengan gerakan tubuh resah atas kerinduan dan helaan nafas yang tertahan.
Rosie
adalah wanita yang sangat menyukai senja, karena senja matahari menutup harinya
dengan guratan indah yang berada dibawah kaki gunung. Rosie sangat suka dengan
warna biru, ia paling suka bunga-terutama mawar, seperti namanya. Dan mawar
biru bukanlah bungan yang biasa yang bias ditemukan.
Nathan
adalah teman sekolah Tegar sejak sekolah dasar. Nathan adalah suami Rosie yang
memiliki 4orang anak yang amat pintar dan menggemaskan.
Anggrek,
putrid sulung Rossie dan Nathan. Wajah Anggrek mewarisi wajah ibunya dan
sifatnyapun keibuan, karena Anggreklah yang merawat lili. Rambutnya lurus
tergerai dan suka mengisi aktu dengan membaca buku. Anggrek selalu memanggil
Tegar dengan sebutan Om.
Sakura,
anak kedua Rosie dan Nathan. Anggek menguasai 4bahasa asing meski masih
terbata-bata. Kemampuan Sakura ini ada karenaRosie dan Nathan mengurus resor
diGili Trawangan,Lombok. yang dipenuhi turis dari Australia, Inggris,Jepang,dan
Hongkong yang tak tentu kapan mereka akan dating. Sakura selalu memanggil Tegar
dengan sebutan Uncle.
Jasmine,
anak ketiga Rosie dan Nathan. Jasmine lebih pendiam disbanding kakak-kakaknya.
Jasmine adalah anak pemerhati yang baik, penurut, tidak banyak membantah
seperti Sakura. Jasmine sering kali melakukan hal-hal yang menakjubkan dan
kalimat-kalimat yang terucap selalu menyentuh, seperti “Seandainya, Jasmine
punya empat paman seperti Paman Tegar, maka Jasmine tidak perlu menunggu hingga
larut malam untuk mendengar Paman bercerita.” (Hal. 5)
Lili,
anak keempat Rossie dan Nathan. Kemana saja mereka pergi, maka jasminelah yang
menggendong Lili. Jasmine selalu ngotot membawa adiknya. Jasmine jauh lebih
terlatih, ia pandai mengurus Lili, dengan usia yang masih berbilang jemari satu
telapak tangan.
3) Latar
Latar
tempat
Yang menjadi latar tempat alam novel ini adalah pulau Bali dan pulau Lombok,
karena pulau Bali merupakan awal mula kejadian yang terjadi didalam novel,
yaitu ketika ketika terjadinya Bom Jimbaran. Dan pulau Lombok karena mereka
menjalani kehidupan selanjutnya berhari-hari di pulau Lombok.
Latar
waktu
Latar waktu dalam cerita ini banyak menggunakan saat matahari terbit dan senja,
saat matahari terbenam.
Latar
social
Cerita ini mengangkat sosial masyarakat Lombok yang ramah dan akrab denan
orang-orang disekitarnya seperti turis, walaupun mereka belum saling mengenal.
4) Alur
Alur yang
digunakan dalam cerita ini adalah alur maju-mundur, yaitu jalan cerita atau
peristiwa yang diceritakan bersifat kronologis, seperti menceritakan dari Tegar
dan Rossie hidup bersama selama 22tahun dan merasakan sakit hati. Hingga
akhirnya Tegar merasakan kebahagiaan yang ia inginkan walaupun sebelumnya ia
harus melewati masa-masa menyakitkan bersama keluarga Rossie.
5) Sudut pandang
Sudut
pandang yang digunakan adalah orang ketiga sserba tahu. Sudut pandang ini
menjadikan orang ketiga serba tahu, karena pengarang disini menceritakan
wawasan yang dia tahu atau pengalaman yang ia tahu.
6) Gaya Bahasa
Ditulis dengan
bahasa yang komutatif, sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dengan
baik oleh pembaca. Gaya bahasa yang digunakan oleh sang penulis tidak terlalu
berat namun juga tidak sepele. Gaya bahasa Tere Liye cenderung puitis dan penuh
makna tersirat yang mendalam. Dalam Novel ini, indahnya Gili Terawangan
digambarkan jelas oleh sang penulis, sehingga kita dapat membayangkan dengan
jelas tempat kejadian dalam cerita.
7) Amanat
Tere Liye
menyampaikan bagaimana sebaiknya mendidik seorang anak melalui novel ini,
dimana seharusnya sebagai orang tua, tidak baik jika terus mengatakan “jangan”
namun juga tidak langsung mengatakan “iya” , namun “pengertian” itu lah yang
terpenting, melalui tokoh Tegar Karang penulis ingin memberi tahu, bahwa dengan
pengertian seorang anak dapat mulai memahami mana yang sebaiknya ia lakukan dan
mana yang tidak demi kepentingan dirinya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar