Sabtu, 30 November 2013

Analisis Unsur Intristik Novel Sunset Bersama Rosie





Cinta yang Tak Padam
Oleh : Richa Hardianti





Judul buku      : Sunset Bersama Rosie
Pengarang       : Tere Liye
Penerbit           : Mahaka Publishing (Republika)
Tahun terbit     : Cetakan ke-5, April 2013
Tebal               : 426 halaman
Harga              : Rp 60.000;-
Terlintas, apakah ini sebuah perasaan? lalu jika ini sebuah perasaan, apa perasaan itu? Jika memang benar ini perasaan yang kalian maksud, adakah keinginan untuk memilikinya? Lalu, apa keinginan itu? dan apa rasa memiliki itu? Kisah itu sudah lewat, ibarat anak muda zaman sekarang, kisah itu sudah jadul. Dulu kita melewatinya dengan peuhrasa takut kehlanan dan kesedihan. Tapi kini, semua itu sudah tak berlak, dengan mudahnya jika kita mengingatnya kita akan tertawa dengan perasaan malu yang ditutupi. Itu dulu, dulu saat kita belum mengambil sebuah keputusan. keputusan yang akan diambil jika sudh tidak memiliki kesempatan lagi. lalu, apakah itu kesempatan? dan apakah pantas kita menyesali sebuah keputusan yang sudah kita ambil ?
Sunset Bersama Rosie adalah buku karanga tere Liye yang menceritakan tentang Bom Jimbaran,Bali. Kisah ini berawal dari Tegar yang 22tahun hidupnya dijalani bersama Rossie. Tegar amat-sangat menyukai pagi hari, yaitu saat matahari keluar untuk memancarkan sinarnya, sedangkan Rossie amat-sangat menyukai senja, yaitu ketika matahari terbenam dan digantikan oleh terangnya cahaya bulan dan bintang yang akan meneranginya. Selama 22tahun itulah mereka selalu bersama menghabiskan waktu suka maupun duka, dan seaktu beranjak dewasa Tegar mengenalkan Rossie dengan teman sekolahnya dulu, Nathan. 2bulan pengenalan itu berlangsung, dan mereka bertiga memutuskan  untuk berlibur bersama dengan mendaki gunung Rinjani, Lombok. Tegar sudah menyusun rencana saat tiba dipuncak gunung itu tetapi semua rencana yang sudah dia susun ternyata sia-sia. Sejak saat itulah Tegar merasakan sakit hati, sakit hati yang belum pernah ia rasakan sebelumnya karena dia hanya mencintai seorang wanita sejak dulu. Setelah kejadian digunung Rinjani saat itu, Rossie dan Nathan memutuskan untuk bertunangan dan menikah. Dan sejak malam sebelum pernikahan mereka itulah Tegar memutuskan untuk tidak akan pernah muncul dihadapan mereka lagi. Selama 5tahun lamanya Tegar tidak memunculkan diri dihadapan mereka dan selama itulah Tegar memilih Jakarta sebagai tempat persembunyiannya. Dan pada suatu hari entah dari mana tempat persembunyiannya itu berada, Rossie dan Nathan mengunjungi rumah Tegar yang berada diJakarta itu dengan membawa anak-anak mereka. Anak-anak itu membuat hubungan Tegar dan Rossie serta Nathan kembali membaik, semakin lama anak-anak itu semakin dekat dengan Tegar. Hingga mereka mempunyai nama panggilan khusus untuk Tegar. Pernikahan Rossie dan Nathan berjalan dengan amat bahagia bahkan orang yang melihat dan merasakannya bisa meneteskan air mata, sayang pernikahan itu hanya berlangsung 13tahun.  Bom yang merusak segala keindahan dan kebahagiaan disenja sore itu, saat pantai laut Jimbaran, Bali. Penuh dengan para pengunjung yang ingin melihat matahari terbenam dibawah kaki gunung cakrawala. Peristiwa itu mengakibatkan puluhan orang meninggal dan luka-luka, termasuk keluarga Rossie dan Nathan. Mulai mala mini, saat semua itu telah terjadi, Nathan pergi untuk selama-lamanya dan meninggal Rossie beserta 4anaknya, lalu Sakura mengalami patah tulang yang cukup serius, dan Rossie beserta 3anak yang lain hanya mengalami luka ringan. Sejak saat itu hidup mereka berubah, resor sementara diambil alih oleh Tegar karena Rossie masih harus menyesuaikan diri setelah ditinggal oleh Nathan. Rossie mengalami gangguan kejiwaan, Tegar meminta bantuan kepada Clarice untuk mencarikan tempat tinggal yang aman dan nyaman serta bisa memulihkan kejiwaan Rossie. Bertahun-tahun kemudian anak-anak bertambah dewasa dan Rossie pun kembalai ke resor, Tegar tlah berjanji, jika Rossie sudah kembali ia akan kembali ke Jakarta untuk mengurus urusan dan kehidupannya disana. Tetapi janji itu diurungkan Tegar karena janji kehidupannya disana sudah mengambil sebuah keputusan yang membuat Tegar merasa kehilangan, walaupun Tegar masih mencintai Rossie. Atas bantuan rekan kerjanya yang berada diJakarta, akhirnya Tegar melakukan pernikahan bersama kekasihnya, tetapi ketika acara itu dimulai ternyata Sekar, kekasih Tegar, merelakan Tegar unuk menikah dengan Rossie.
1)      Tema

Tema dalam novel ini adalah “Perasaan yang Tak Terungkapkan,” seperti dalam kutipan berikut : “Aku tidak tahu apa perasaan itu, Ros. Yang aku tahu aku selalu merasa senang bersamamu. Merasa terteram dari semua galau. Merasa damai dari semua senyap. Aku merasa kau membuatku setiap hari lebih baik. Menumbuhkan semangat, memberikan energi.”

2)      Penokohan

Tegar adalah sesosok lelaki yang sangat menyukai pagi, karena baginya pagi berartisuatu hari yang melelahkan telah telampaui lagi. Pagi, berarti suatu malam dengan mimpi-mimpi ang menyesakkan terlewati lagi; malam panjang yang penuh dengan gerakan tubuh resah atas kerinduan dan helaan nafas yang tertahan.

Rosie adalah wanita yang sangat menyukai senja, karena senja matahari menutup harinya dengan guratan indah yang berada dibawah kaki gunung. Rosie sangat suka dengan warna biru, ia paling suka bunga-terutama mawar, seperti namanya. Dan mawar biru bukanlah bungan yang biasa yang bias ditemukan.

Nathan adalah teman sekolah Tegar sejak sekolah dasar. Nathan adalah suami Rosie yang memiliki 4orang anak yang amat pintar dan menggemaskan.

Anggrek, putrid sulung Rossie dan Nathan. Wajah Anggrek mewarisi wajah ibunya dan sifatnyapun keibuan, karena Anggreklah yang merawat lili. Rambutnya lurus tergerai dan suka mengisi aktu dengan membaca buku. Anggrek selalu memanggil Tegar dengan sebutan Om.

Sakura, anak kedua Rosie dan Nathan. Anggek menguasai 4bahasa asing meski masih terbata-bata. Kemampuan Sakura ini ada karenaRosie dan Nathan mengurus resor diGili Trawangan,Lombok. yang dipenuhi turis dari Australia, Inggris,Jepang,dan Hongkong yang tak tentu kapan mereka akan dating. Sakura selalu memanggil Tegar dengan sebutan Uncle.

Jasmine, anak ketiga Rosie dan Nathan. Jasmine lebih pendiam disbanding kakak-kakaknya. Jasmine adalah anak pemerhati yang baik, penurut, tidak banyak membantah seperti Sakura. Jasmine sering kali melakukan hal-hal yang menakjubkan dan kalimat-kalimat yang terucap selalu menyentuh, seperti “Seandainya, Jasmine punya empat paman seperti Paman Tegar, maka Jasmine tidak perlu menunggu hingga larut malam untuk mendengar Paman bercerita.” (Hal. 5)

Lili, anak keempat Rossie dan Nathan. Kemana saja mereka pergi, maka jasminelah yang menggendong Lili. Jasmine selalu ngotot membawa adiknya. Jasmine jauh lebih terlatih, ia pandai mengurus Lili, dengan usia yang masih berbilang jemari satu telapak tangan.

3)      Latar

Latar tempat

            Yang menjadi latar tempat alam novel ini adalah pulau Bali dan pulau Lombok, karena pulau Bali merupakan awal mula kejadian yang terjadi didalam novel, yaitu ketika ketika terjadinya Bom Jimbaran. Dan pulau Lombok karena mereka menjalani kehidupan selanjutnya berhari-hari di pulau Lombok.

Latar waktu

            Latar waktu dalam cerita ini banyak menggunakan saat matahari terbit dan senja, saat matahari terbenam.

Latar social

            Cerita ini mengangkat sosial masyarakat Lombok yang ramah dan akrab denan orang-orang disekitarnya seperti turis, walaupun mereka belum saling mengenal.

4)      Alur

Alur yang digunakan dalam cerita ini adalah alur maju-mundur, yaitu jalan cerita atau peristiwa yang diceritakan bersifat kronologis, seperti menceritakan dari Tegar dan Rossie hidup bersama selama 22tahun dan merasakan sakit hati. Hingga akhirnya Tegar merasakan kebahagiaan yang ia inginkan walaupun sebelumnya ia harus melewati masa-masa menyakitkan bersama keluarga Rossie.

5)      Sudut pandang

Sudut pandang yang digunakan adalah orang ketiga sserba tahu. Sudut pandang ini menjadikan orang ketiga serba tahu, karena pengarang disini menceritakan wawasan yang dia tahu atau pengalaman yang ia tahu.

6)      Gaya Bahasa
Ditulis dengan bahasa yang komutatif, sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pembaca. Gaya bahasa yang digunakan oleh sang penulis tidak terlalu berat namun juga tidak sepele. Gaya bahasa Tere Liye cenderung puitis dan penuh makna tersirat yang mendalam. Dalam Novel ini, indahnya Gili Terawangan digambarkan jelas oleh sang penulis, sehingga kita dapat membayangkan dengan jelas tempat kejadian dalam cerita.
7)      Amanat
Tere Liye menyampaikan bagaimana sebaiknya mendidik seorang anak melalui novel ini, dimana seharusnya sebagai orang tua, tidak baik jika terus mengatakan “jangan” namun juga tidak langsung mengatakan “iya” , namun “pengertian” itu lah yang terpenting, melalui tokoh Tegar Karang penulis ingin memberi tahu, bahwa dengan pengertian seorang anak dapat mulai memahami mana yang sebaiknya ia lakukan dan mana yang tidak demi kepentingan dirinya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar